Lihat juga
Pada pasangan GBP/JPY, terjadi penurunan tajam dari 200,25, mendekati level puncak yang terlihat sejak Juli 2024, di bawah pengaruh penjualan aktif pound. Obligasi jangka panjang Inggris telah mencapai level tertinggi sejak 1998, memaksa pemerintahan Perdana Menteri Keir Starmer untuk mengambil langkah-langkah guna memulihkan kepercayaan pasar. Selain itu, penguatan moderat dolar AS membayangi pemotongan suku bunga hati-hati oleh Bank of England bulan lalu, yang berkontribusi pada kinerja pound yang kurang baik. Ini menjadi hambatan utama bagi GBP/JPY, mencegahnya memanfaatkan rally semalam.
Sementara itu, ketidakpastian mengenai waktu kenaikan suku bunga Bank of Japan berikutnya menciptakan tekanan pada mata uang Jepang. Stabilitas di pasar ekuitas juga mendorong permintaan untuk yen sebagai mata uang safe haven. Hal ini memerlukan kehati-hatian sebelum mengonfirmasi bahwa harga spot telah mencapai puncaknya dan bersiap untuk penurunan yang lebih signifikan.
Hari ini, Selasa, tidak ada rilis data ekonomi utama dari Inggris yang diharapkan, sehingga kinerja pound sterling sepenuhnya bergantung pada pergerakan di pasar obligasi. Namun, perhatian harus diberikan pada sidang laporan kebijakan moneter Bank of England pada hari Rabu, yang hasilnya bisa menjadi faktor kunci yang memberikan momentum dan mempengaruhi dinamika jangka pendek GBP/JPY.
Dari perspektif teknis, pasangan ini menemukan dukungan pada pertemuan EMA 9 hari dan 14 hari, tepat di bawah level bulat 199,00. Pergerakan lebih rendah akan membawa harga menuju SMA 50 hari di 198,40, diikuti oleh level bulat 198,00. Penembusan di bawah ini akan membuka jalan untuk penurunan lebih lanjut. Di sisi lain, resistance utama tetap di 200,25, level yang sama yang diamati bulan lalu.
Oscillator pada grafik harian netral, menunjukkan bahwa pasangan ini belum memilih arah.
You have already liked this post today
*Analisis pasar yang diposting disini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan Anda namun tidak untuk memberi instruksi trading.