Prediksi suram membayangi ketahanan dolar
Kini dolar AS kembali dipaksa untuk mempertahankan posisinya di tengah sorotan keuangan global. Meskipun terdapat pemulihan yang moderat, posisi keseluruhan dolar AS masih melemah. Meskipun perubahan kebijakan yang terjadi baru-baru ini memberikan sedikit dorongan, analis di RBC Capital Markets masih melihat alasan kuat saat memprediksi depresiasi dolar lebih lanjut di tahun mendatang.
Volatilitas pasar telah mereda menyusul kekacauan yang ditimbulkan oleh apa yang disebut sebagai "Hari Pembebasan," saat pemerintah AS bergerak menuju de-eskalasi. Ini dimulai oleh jeda tarif selama 90 hari, lalu diikuti oleh pengurangan tarif selektif dan kembali munculnya pembicaraan perdagangan, termasuk bersama Tiongkok.
Walaupun demikian, pelaku pasar mengakui bahwa Amerika Serikat dan ekonomi global lainnya tidak mungkin lolos tanpa cedera. Hal ini telah tercermin dalam "soft data" yang lebih lemah, seperti indeks manajer pembelian dan indikator sentimen bisnis. Namun, untuk saat ini, "hard data" tetap lebih kuat. Angka PDB terbaru dari Eropa untuk kuartal pertama tahun 2025 bahkan memperlihatkan latar belakang ekonomi makro yang lebih kuat dari yang diharapkan.
Namun, analis RBC memperingatkan bahwa ketenangan saat ini mungkin hanya berlangsung sebentar. Mereka berpendapat bahwa dampak penuh tarif terhadap ekonomi riil sulit diukur dan akan membutuhkan waktu untuk terwujud.
Di Eropa, perlambatan aktivitas kemungkinan terjadi pada kuartal kedua dan memasuki paruh kedua tahun 2025. RBC juga mencatat bahwa ekspansi fiskal Jerman diharapkan akan dimulai setelah dampak tarif mulai terlihat dalam data.
Sementara itu, laporan inflasi terbaru dari kawasan euro lebih baik dari yang diantisipasi. Ekspektasi inflasi konsumen juga meningkat, menambah kompleksitas pada prospek kebijakan kawasan tersebut.
RBC melihat lingkungan saat ini sebagai periode tenang setelah badai. Dengan latar belakang ini, bank telah merevisi prediksinya dan sekarang mengharapkan keuntungan dalam pasangan mata uang utama, termasuk EUR/USD, GBP/USD, dan EUR/GBP, dalam 12 hingga 18 bulan ke depan. Khusus untuk euro, RBC mengantisipasi peningkatan tajam dalam rasio lindung nilai.