Dolar AS kembali menghadapi tekanan dan ketidakpastian. Para ekonom di BofA Global Research kembali menegaskan pandangan bearish mereka terhadap greenback. Menurut pengamatan mereka, perspektif ini kini semakin meluas di pasar. Dolar AS sedang mengalami masa-masa sulit.

Analis BofA menyatakan bahwa bank tetap mempertahankan outlook bearish terhadap dolar, seraya mencatat bahwa pandangan ini kini mulai menjadi konsensus pasar, yang tentunya membawa risiko tersendiri.

Meskipun BofA memperkirakan dolar AS akan melemah dalam jangka menengah hingga panjang, mereka juga mengakui adanya beberapa faktor jangka pendek yang berpotensi menopang mata uang tersebut untuk sementara. Faktor-faktor tersebut mencakup data ekonomi AS yang tetap solid, meredanya ketegangan perdagangan, serta kompromi fiskal dari Kongres yang dapat menstabilkan keuangan publik.

Kendati skenario-skenario tersebut mungkin terjadi, analis menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan mengubah pandangan bearish secara fundamental terhadap dolar. Mereka melihat kekuatan ekonomi AS yang berkelanjutan sebagai katalis jangka pendek paling memungkinkan bagi penguatan dolar. Namun, mereka juga menekankan bahwa dampak jangka panjang dari perang dagang global yang dipicu oleh AS akan terus membebani greenback seiring waktu. "Kami menilai dampak jangka panjang dari perang dagang global yang dipicu oleh AS pada akhirnya akan membuat USD tetap menjadi katup penyeimbang utama bagi perekonomian, terutama dengan valuasi yang sudah berada di level tinggi," jelas para analis.

BofA menyimpulkan bahwa setiap kenaikan jangka pendek pada dolar kemungkinan besar hanya akan menjadi peluang sementara untuk melakukan aksi selling, kecuali terjadi perubahan besar dalam kondisi ekonomi atau kebijakan.