Goldman Sachs: Harga Minyak Mungkin Turun Jika Ketegangan di Timur Tengah Meningkat
Pasar minyak kembali bergejolak, kali ini dipicu oleh konflik yang kembali memanas di Timur Tengah. Menyusul serangan Israel terhadap Iran, Goldman Sachs merevisi proyeksi harga minyak dengan mempertimbangkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi. Namun, bank investasi tersebut tetap optimistis meskipun berhati-hati, dengan menilai bahwa aliran pasokan minyak dari kawasan tersebut kemungkinan besar tidak akan mengalami gangguan besar.
Menurut Goldman Sachs, harga minyak Brent diperkirakan turun ke level 59 dolar AS per barel pada kuartal keempat 2025, sementara WTI diproyeksikan melemah menjadi 55 dolar AS. Untuk tahun 2026, Brent diperkirakan akan rata-rata berada di level 56 dolar, dan WTI di 52 dolar per barel.
Meskipun mengakui potensi meningkatnya eskalasi di kawasan tersebut, Goldman Sachs menilai bahwa risiko jangka pendek masih condong ke arah kenaikan harga minyak. Namun, proyeksi jangka menengah mereka mencerminkan ekspektasi pertumbuhan pasokan global yang kuat, kemungkinan peningkatan produksi dari OPEC+, serta ketidakpastian yang terus berlanjut dalam perdagangan global.