empty
 
 
USD Naik Turun di Tengah Keraguan The Fed dan Bayang-Bayang Inflasi

USD Naik Turun di Tengah Keraguan The Fed dan Bayang-Bayang Inflasi

Musim panas ini, nasib dolar AS berkembang bak drama TV penuh ketegangan, sarat dengan plot twist. Semua mata tertuju untuk melihat apakah inflasi akan kembali tampil sebagai “penjahat utama” atau hanya sekadar cameo yang berisik dan cepat berlalu. Taruhannya tinggi, karena data selama musim panas akan menentukan apakah tarif akan kembali memicu kisah lama tentang inflasi atau justru memberi The Fed alasan yang telah lama ditunggu untuk mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.

Menurut para strategist dari Bank of America, yang tampaknya selalu mampu melihat melampaui horizon, dolar AS sudah mengalami penurunan signifikan sepanjang paruh pertama tahun ini. Hal ini bisa dijelaskan oleh dinamika geopolitik yang rumit dan ketidakpastian di pasar mata uang, di mana secara tak terduga greenback justru menjadi penerima aliran risiko utama.

Kini, semua perhatian tertuju ke The Fed. Para investor, layaknya penggemar berat reality show, menunggu dengan penuh antisipasi: akankah inflasi kembali dalam episode spektakuler, atau justru twist dovish berupa rate cut yang mencuri perhatian? Hingga saat ini, data ekonomi masih terlalu campur aduk untuk membuat The Fed menekan tombol "ease" dengan yakin. Seperti yang disiratkan oleh BofA, klimaksnya mungkin sudah dekat.

Sementara itu, Gedung Putih memberikan dorongan halus kepada The Fed agar mengambil keputusan yang lebih akomodatif, menyiratkan bahwa suku bunga lebih rendah dapat meringankan beban pengeluaran pemerintah. Namun, tekanan semacam ini justru bisa menimbulkan pertanyaan atas independensi The Fed. Akibatnya, pergerakan USD pun menunjukkan tanda-tanda ketidakpastian.

Meski terdapat optimisme hati-hati dari anggota The Fed seperti Waller dan Bowman, serta isyarat halus dari Powell terkait kemungkinan pemangkasan bila inflasi tetap jinak, BofA tetap skeptis. Powell mungkin telah membuka sedikit celah menuju prospek yang lebih cerah, tapi jelas belum sepenuhnya membuka pintu itu lebar-lebar.

Di sisi lain, pasar sudah memproyeksikan pemangkasan sekitar 28 basis poin hingga bulan September. Namun, BofA menilai ini belum cukup untuk membalikkan tren pelemahan USD. Para analis memperingatkan bahwa penyesuaian ekspektasi seperti ini kecil kemungkinannya untuk menyelamatkan greenback dari spiral penurunan.

Lebih lanjut, dolar terus melemah justru saat pasar saham AS mulai mengungguli rekan-rekannya secara global. Ini menjadi divergensi yang menarik—greenback jatuh, sementara pasar ekuitas menanjak.

Meskipun ekspektasi inflasi saat ini masih dalam “mode tidur siang,” BofA melihat risiko mulai membayangi di cakrawala. Yakni, kemungkinan nyata bahwa The Fed bisa saja bertindak tanpa pemicu yang jelas dan memangkas suku bunga hanya karena mereka bisa.

Jadi, bulan-bulan mendatang bukan sekadar musim panas yang panas biasa. Ini bisa berubah menjadi thriller ekonomi penuh ketegangan. Akankah The Fed tetap teguh pada naskah hawkish-nya atau justru menyerah pada tekanan? Dan bagaimana respons USD — tergelincir atau melejit? Waktu yang akan menjawab.


Kembali

See aslo

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.