Daftar ini dipimpin oleh Boeing. Pesanan militer negara mencapai sekitar 12% dari pendapatan total perusahaan. Dalam setahun, saham perusahaan naik 86%. Tahun lalu, pendapatan perusahaan mencapai $93 miliar, 61% diantaranya berasal dari perakitan pesawat komersil, 12% pada pesanan militer, 16% - pendapatan dari jasa, dan 12% sisanya - pendapatan dari memenuhi pesanan industri ruang angkasa.

Jadi, 24% aliran uang Boeing merupakan pesanan dari negara. Tentu saja segment militer bukanlah tujuan utama, namun bagaimanapun, militer menghasilkan pemasukkan tetap.

Di antara beberapa produk Boeing merupakan merek-merek pesawat militer yang terkenal, seperti F/A-18 Super Hornet, A-10 Wing Replacement, B-1B Lancer, dan yang lainnya.

Berbeda dengan Boeing, Lockheed Martin murni militer, 82% pendapatannya berasal dari pesanan pemerintah atau komersil untuk sektor pertahanan, 18% sisanya adalah pesanan untuk industri ruang angkasa.

Dengan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Lockheed Martin berkerja dengan biaya dari sektor militer. Pada 2017, perusahaan tersebut menghasilkan $51 miliar.

Di antara beberapa proyek terbesar militer adalah pembangunan pesawat tempur F-35 yang dimulai pada tahun 1912. LTM memenuhi kriteria untuk menjadi salah satu pimpinan pada dekade mendatang berdasarkan volume pesanan negara.

General Dynamics dianggap sebagai kontraktor terbesar kedua Kementerian Pertahanan. Pada akhir 2017, pendapatan GD mencapai total $31 miliar. Perusahaan menghasilkan lebih dari jumlah ini (61%) berkat pesanan dari pemerintah AS.

Perusahaan tersebut beroperasional pada empat segmen: Sistem dan Teknologi Informasi, Kedirgantaraan, Sistem Kelautan dan Sistem Tempur.

Diharapkan bahwa departemen IT, yang mengembangkan sistem navigasi untuk rudal dan kesepakatan dengan keamanan informasi, akan meningkatkan pendapatan perusahaan dalam waktu dekat. Gedung Putih berencana untuk mengeluarkan anggaran 8% lebih besar dibandingkan dengan 2017 untuk melindungi data ditengah skandal peretasan sumber data Partai Demokrat. Menurut para pakar, anggaran untuk teknologi keamanan akan mencapai sekitar $50 miliar. Sebagai tambahan, produk-produk GD mengungguli karakteristik produksi Lockheed Martin atau produk-produk Raytheon, sehingga memberikan keuntungan yang bersaing.

Raytheon selalu berada di daftar teratas pemasok Pentagon. Perusahaan ini memproduksi sistem navigasi dan roket yang lebih baik dari lainnya. 69% pendapatan Raytheon berasal dari Departemen Pertahanan AS. Hampir seluruh konflik yang melibatkan Amerika Serikat, menggunakan senjata produksi Raytheon, khususnya, Patriot, Sidewinner, dan Tomahawk. Perusahaan tersebut juga memasok NASA dengan radar dan sensor pelacakan.

Raytheon menerima 13% pendapatan dari pesanan negara-negara asing dan 18% sisanya dari perusahaan swasta di seluruh dunia.

Pendapatan perusahaan dibagi hampir sama rata di antara empat segmen: Sistem Rudal, Sistem Ruang Angkasa dan Udara, Sistem Informasi dan Intelegensi dan Sistem Pertahanan Terintegrasi. Oleh karena itu, bahkan jika tren negatif bermula di satu atau dua segmen, perusahaan masih dapat menciptakan free cash flow.

Perkembangan aktif kompleks militer-industri AS diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang ditengah anggaran militer yang lebih tinggi, termasuk anggaran untuk peralatan militer dan pertahanan negara. Menurut para pakar, nilai saham perusahaan-perusahaan terkemuka MIC akan naik lebih dari 30% dan saham dana S&P Aerospace&Defense ETF (XAR) - yang naik hingga 20% juga merupakan kesempatan bagus untuk berinvestasi.