Lihat juga
Dalam volume trading yang rendah, tidak ada instrumen yang berhasil melalui strategi Mean Reversion. Saya mencoba untuk memperdagangkan pound (GBP) menggunakan Momentum, yang hasilnya cukup baik.
Sekarang semua perhatian tertuju pada data CPI dan CPI Inti AS. Pertumbuhan dalam indikator ini akan memperkuat dolar dan menekan aset berisiko lebih rendah. Jika inflasi turun dengan tajam, dolar akan kembali melemah dengan signifikan. Para pelaku pasar mengamati setiap perubahan data kecil karena dapat memberikan petunjuk atas langkah suku bunga berikutnya dari The Fed. Bank sentral tersebut diperkirakan akan memangkas suku bunga jika inflasi melambat dengan tajam, yang akan semakin melemahkan dolar. Meskipun dalam beberapa bulan terakhir terbentuk perlambatan, inflasi masih jauh melebihi target 2% dari The Fed. Ini menciptakan dilema bagi bank sentral, yang harus menyeimbangkan antara memerangi inflasi dengan risiko pengetatan berlebihan dan menyebabkan resesi.
Dampak data inflasi pada pasar valas akan bergantung pada faktor "kejutan". Jika inflasi jauh lebih tinggi daripada yang diharapkan, reaksi pasar yang tiba-tiba (penguatan dolar) kemungkinan terjadi. Sebaliknya, jika inflasi tidak memenuhi harapan, dolar mungkin melemah dan euro menguat.
Jika data yang kuat dan ada reaksi pasar yang jelas, saya akan menggunakan strategi Momentum breakout. Jika tidak ada reaksi yang jelas, saya akan terus menggunakan pendekatan Mean Reversion.
You have already liked this post today
*Analisis pasar yang diposting disini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan Anda namun tidak untuk memberi instruksi trading.