empty
 
 
Wall Street acuhkan perang dagang Trump seiring meredanya kekhawatiran resesi

Wall Street acuhkan perang dagang Trump seiring meredanya kekhawatiran resesi

Secara mengejutkan, sebagian besar analis dan pelaku pasar tampaknya telah mengembangkan semacam "kekebalan" terhadap kebijakan tarif agresif Presiden AS Donald Trump. Ketegangan perdagangan global kini tak lagi menimbulkan ketakutan, dan di Wall Street, kekhawatiran akan resesi yang membayangi mulai mereda. Suasana pasar dipenuhi optimisme yang tumbuh.

Sebelumnya, banyak ekonom memperkirakan bahwa langkah-langkah keras Trump akan memicu lonjakan inflasi dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Ancaman resesi sempat menjadi momok bagi para pakar dan trader. Namun, "kiamat" yang diperkirakan terkait tarif ternyata tidak terjadi. Faktor-faktor yang mendasari ketahanan ekonomi global yang mengejutkan, dampak inflasi jangka panjang dari tarif yang lebih moderat daripada yang diperkirakan, serta pelonggaran kondisi keuangan secara umum menjadi alasannya.

Dalam kondisi ini, analis JPMorgan Chase menurunkan probabilitas resesi dari 60% menjadi 40%. Meski masih berada di atas rata-rata, proyeksinya jauh dari nada pesimistis sebelumnya.

“Tarif memang merupakan kenaikan pajak atas pembelian barang asing oleh AS, namun hambatan ini tampaknya tidak cukup besar untuk menggagalkan ekspansi ekonomi AS,” tulis Kepala Ekonom JPMorgan, Bruce Kasman, dalam sebuah catatan. Ia juga mencatat bahwa alih-alih memicu pembalasan global secara luas, tarif sejauh ini justru menjadi langkah moderat yang bertujuan memperluas akses pasar bagi produk-produk AS.

Meski demikian, risiko perlambatan tetap tinggi. Setelah pengumuman kesepakatan tarif 15% dengan Uni Eropa, Wall Street mengakui bahwa kekhawatiran resesi telah mereda, meskipun tarif perlindungan tersebut masih berpotensi menekan pertumbuhan.

“Kami masih meyakini bahwa skenario paling mungkin adalah pertumbuhan yang lambat dengan inflasi yang tetap kuat: bukan resesi, namun kondisi di mana efek negatif dari kontrol perdagangan dan imigrasi terhadap pertumbuhan lebih besar dibandingkan dorongan dari deregulasi dan stimulus fiskal,” ujar Michael Zezas, ahli strategi mata uang di Morgan Stanley.

Ketidakpastian saat ini diperburuk oleh belum jelasnya hasil negosiasi dagang yang sedang berlangsung. Gelombang baru bentrokan tarif “dapat dengan mudah menggoyahkan keseimbangan menuju resesi ringan,” kata Zezas. “Singkatnya, kami melihat prospek ekonomi AS cenderung melambat, tetapi dengan kejelasan yang lebih besar terkait situasi fiskal dan defisit yang kini sudah diantisipasi di awal, risiko resesi besar pun ikut mereda,” pungkasnya.

Kembali

See aslo

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.