Euro berusaha untuk terbang tinggi dan tetap berada di puncak. Kadang mata uang tunggal Eropa ini menunjukkan kekuatannya, tetapi di lain waktu kehilangan momentum. Meski begitu, para analis bank UBS memperkirakan euro akan menguat terhadap dolar dan mencapai puncak di kisaran 1,2500 pada 2026.

Dalam tinjauan pasar valuta asing terbaru, para pakar UBS menyatakan bahwa perang dagang AS dengan negara lain yang dimulai tahun ini “mungkin kehilangan signifikansinya pada pertengahan 2026.” Hal ini mungkin terjadi jika politik domestik dan dinamika pemilu paruh waktu bergeser mendukung ekonomi serta dolar AS.

Pada saat yang sama, otoritas Uni Eropa diperkirakan akan meningkatkan dukungan fiskal. Skenario ini positif bagi perekonomian Eropa karena membantu memperkecil kesenjangan dengan Amerika Serikat.

Terkait kebijakan moneter, UBS memperkirakan bahwa Federal Reserve akan kembali memangkas suku bunga pada September 2025. Regulator diperkirakan menurunkan suku bunga dana federal hingga 3% pada April 2026. Para analis UBS menambahkan bahwa siklus pelonggaran mendekati akhir, dan prospek kebijakan moneter... akan menjadi lebih netral pada pertengahan 2026.

Sementara itu, sebagian besar bank sentral lain juga berniat menjaga suku bunga di level netral untuk mengurangi perbedaan kebijakan.

Menurut proyeksi UBS, pasangan EUR/USD akan mendekati nilai wajarnya di sekitar 1,2500 pada 2026. Namun, para analis menegaskan bahwa pasangan ini kecil kemungkinan akan menembus level tersebut. Mereka menambahkan bahwa pada kuartal kedua dan ketiga 2026, EUR/USD diperkirakan bertahan di kisaran 1,2300.

Euro juga akan didukung oleh pengesahan paket fiskal di Jerman serta peningkatan belanja pertahanan di negara-negara Uni Eropa. Namun, UBS memperingatkan adanya risiko yang masih membayangi, termasuk ketidakpastian kebijakan perdagangan, biaya energi, serta defisit fiskal AS. Faktor terakhir ini, menurut para ahli, adalah “tantangan terbesar untuk mencapai stabilitas nilai tukar pada paruh kedua 2026.”