Gedung Putih ambil risiko dengan menyetujui sanksi terhadap mitra dagang Rusia
Perekonomian AS dinilai merugikan dirinya sendiri dengan menerapkan sanksi terhadap mitra dagang Rusia. Sebagian besar pakar dan pelaku pasar meyakini hal ini. Situasi bisa semakin memburuk, karena sanksi Amerika yang menyasar negara mitra dagang Federasi Rusia diperkirakan akan mempercepat inflasi konsumen di AS. Gejolak baru pun bisa kembali pecah.
Menurut analis, jika pemerintahan Donald Trump memberlakukan tarif tinggi pada negara-negara yang membeli minyak Rusia, perekonomian AS akan menghadapi konsekuensi serius. Dalam skenario tersebut, harga barang konsumsi—baik kebutuhan pokok maupun non-pokok—di AS akan melonjak tajam.
Dalam kondisi ini, warga Amerika sudah diingatkan akan kenaikan harga barang konsumsi yang signifikan akibat lonjakan harga minyak. Clayton Siegle, Senior Fellow for Energy and Geopolitics di Center for Strategic and International Studies, meyakini hal tersebut. Ia menilai tarif tinggi yang potensial akan mendorong inflasi AS lebih tinggi sekaligus meningkatkan biaya operasional bisnis.
Pandangan ini sejalan dengan Giovanni Staunovo, Commodity Analyst di UBS Wealth Management. Ia menilai tarif tambahan pada barang-barang asal Tiongkok—yang saat ini sudah mencapai 30%—akan semakin mendorong kenaikan harga barang konsumsi di AS. “Ini akan membuat konsumen Amerika kecewa,” tegasnya. Mengenai Rusia, Staunovo mengatakan, “Negara itu terlalu besar untuk bangkrut.”