Perak akan lampaui emas?
Emas dan perak tetap menjadi landasan sistem keuangan global yang dipantau ketat oleh para analis dan investor. Lonjakan harga emas baru-baru-baru ini telah kembali menegaskan perannya sebagai safe haven yang aman di masa-masa sulit. Namun, sejarah menunjukkan bahwa perak, logam mulia terpenting kedua, mungkin tidak hanya mengikuti jejak emas tetapi bahkan mengunggulinya.
Sering kali dibayangi oleh logam mulia yang lebih populer, perak cenderung menguat setelah emas stabil, terutama dalam periode pemulihan pasar. Analis mencatat bahwa selama setahun terakhir, harga emas telah naik hampi 41%, menghasilkan laba 113% selama dekade ini.
Minggu lalu, emas sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebelum sedikit menurun karena Presiden Donald Trump melunakkan retorika perdagangannya dan Federal Reserve menyesuaikan pendiriannya. Meskipun demikian, investor terus menyukai emas di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi makro yang sedang berlangsung.
Namun, momen bagi perak mungkin akan segera tiba. Secara historis, reli perak mengikuti lonjakan emas, karena sifat hibrida perak. Perak berperan sebagai lindung nilai krisis dan pelindung inflasi, sementara memiliki permintaan industri yang signifikan juga, khususnya dalam bidang elektronik dan energi surya. Akibatnya, perak lebih sensitif terhadap siklus ekonomi, tertinggal di belakang emas pada awal penurunan tetapi sering kali mengunggulinya dalam pemulihan.
Rasio emas terhadap perak, metrik utama bagi banyak investor, berada di angka 98 minggu lalu, jauh di atas rata-rata 30 tahun sebesar 68, yang menandakan bahwa perak masih dinilai rendah dibandingkan dengan emas.
Pola serupa terjadi setelah krisis keuangan 2008. Hanya dalam waktu lima bulan, rasio emas terhadap perak melonjak dari 53 menjadi 80. Selama tahun 2009, perak naik sebesar 81%, sementara emas hanya naik 44%. Sekali lagi, perak melampaui emas, memperkuat keyakinan bahwa perak sering melonjak setelah periode dominasi emas yang ekstrem.
Para ahli memperingatkan bahwa hanya keruntuhan ekonomi global skala penuh yang dapat mematahkan pola ini. Mereka juga mencatat bahwa perak telah terbukti tangguh selama resesi sebelumnya, dan prospeknya didukung oleh stimulus fiskal yang diharapkan dan permintaan industri yang baru.