Volatilitas crypto mengisyaratkan guncangan pasar, ahli strategis Bloomberg memperingatkan
Sinyal peringatan mulai bermunculan di seluruh pasar aset digital. Menurut Mike McGlone, Senior Commodity Strategist di Bloomberg, lonjakan volatilitas yang terjadi baru-baru ini pada cryptocurrency dapat menjadi indikasi adanya tekanan sistemik yang lebih dalam di ekonomi global dan pertanda akan datangnya periode deflasi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam proyeksi yang cukup serius, McGlone menarik paralel historis dengan krisis pasar saham AS tahun 1929, kehancuran gelembung aset Jepang tahun 1989, dan keruntuhan dot-com awal 2000-an. Ia berpendapat bahwa rapuhnya pasar kripto saat ini bisa menjadi sinyal awal dari masalah ekonomi besar yang akan datang.
Untuk mendukung pandangannya, McGlone menunjuk pada indikator teknikal. Ia mencatat bahwa rata-rata pergerakan 200 hari (200-day moving average) untuk imbal hasil Treasury AS 10-tahun kini berada di ambang penurunan setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Dalam konteks aset digital, Bitcoin tetap menjadi perhatian utama McGlone. Ia memperingatkan bahwa cryptocurrency utama ini bisa segera mengalami pembalikan arah. Tidak seperti pada tahun 2009, ketika pasar saham lebih luas mencapai titik terendah dan Bitcoin mulai naik secara konsisten, kondisi saat ini justru menunjukkan bahwa momentum kenaikan mulai kehilangan tenaga. McGlone juga menyoroti lonjakan signifikan dalam altcoin, yang masih sangat berkorelasi dengan pergerakan harga Bitcoin.
McGlone menyimpulkan bahwa era uang mudah (easy money) tampaknya telah berakhir. Ia memprediksi gelombang deflasi aset yang tajam dan guncangan besar di pasar. Pandangan ini sangat kontras dengan analis dan pelaku pasar yang lebih optimis, yang memperkirakan Bitcoin akan mencetak rekor baru dalam beberapa bulan ke depan.